"dσktєr umum mєrupαkαn ujung tσmвαk sístєm pєlαчαnαn kєsєhαtαn dí índσnєsíα"

>> Kamis, 25 Maret 2010

Ketika seseorang menderita sakit, kemana berobat? Kalangan menengah atas cenderung memillih dokter spesialis dengan alasan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik, sedangkan masyarakat menengah bawah memilih berobat ke tenaga kesehatan lainnya dengan alasan biayanya lebih murah.


Sebuah fenomena menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya, merupakan pelayanan kedokteran.Bisa dipertanyakan, mengapa tenaga kesehatan lainnya melakukan tindakan yang bukan merupakan kompetensinya dan melanggar hukum. Demikian dikatakan Dr. Mawari, Edy, M.Epid dalam jumpa pers pada acara Exhibition & Conference (iGPexco) yang diselenggarakan pada 12-14 Maret 2010 di Jakarta Convention Center Jakarta.

Dr. Edy mengatakan, posisi dokter umum, sejauh ini memang seperti terjepit. Untuk tingkat kesulitan yang rendah diambil tenaga kesehatan lainnya, dan untuk tingkat kesulitan yang tinggi diambil dokter spesialis. "Padahal, setelah menjalani pendidikan dokter selama 5-6 tahun, seorang dokter umum jelas telah memiliki kompetensi dalam pelayanan kesehatan," jelas Dr. Edy.

Dr. Edy menjelaskan bahwa masyarakat sebaiknya berobat ke Dokter Umum terlebih dahulu, tidak perlu langsung ke dokter spesialis, misalnya sakit ulu hati, dokter umum dan dokter spesialis memiliki prosedur yang berbeda. Dalam kasus ini perlu skrining secara umum oleh dokter umum. Sakit ulu hati bisa karena maag, bisa juga karena penyakit jantung. Dengan demikian diharapkan dapat terjadi efisiensi sumber daya kesehatan.

Sekilas PDUI
Dokter umum di Indonesia saat ini berjumlah sekitar 50 ribu, ini merupakan potensi yang luar biasa. Untuk "meluruskan" hal-hal seperti tersebut diatas, dan menyadarkan masyarakat tentang kompetensi yang dimiliki dokter umum, dibentuklah Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), yang berinduk ke IDI (Ikatan Dokter Indonesia). PDUI juga bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat serta kehormatan dokter umum. Termasuk membina dan memperjuangkan kepentingan, serta meningkatkan mutu profesi dokter umum.

Pembentukan perhimpunan ini telah diwacanakan sejak tahun 2007, dan pada 1 Juni 2008 perhimpunan ini dideklarasikan di Jakarta. Kemudian, pada 17 November 2009, diselenggarakan Kongres I PDUI di Jakarta. Dalam Kongres ini terpilih Presidium yang terdiri dari 5 orang yaitu Dr. Mawari Edy, M.Epid, Dr Abraham Andi Padlan Patarai MKes, Dr. Ahmad Budiarto, Dr. Imelda Datau dan Dr. Dyah Agustina Waluyo. Pada saat itu terpilih sebagai Ketua Pengurus Haria PDUI, Dr. Mawari Edy.

Sementara itu Dr. Dyah mengatakan, bahwa PDUI mempunyai Visi dan Misi. Visinya adalah revitalisasi Pelayanan Kedokteran Primer sebagai Ujung Tombak Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia, sedangkan Misinya adalah pertama, mengembalikan kewenangan dokter umum, kedua memperkuat kompetensi dokter umum dan ketiga, mendorong terlaksananya system pelayanan kedokteran terpadu yang terstruktur dan berjenjang.

Dr. Dyah mengatakan, bahwa dokter umum berperan dalam setiap tahapan pelayanan kesehatan, yang terdiri dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dengan jumlah dokter umum sebanyak 50 ribu orang dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, seharusnya pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Keunggulan dokter umum terutama pada aspek preventif dan promotif. Dengan profesionalisme dokter umum yang terus ditingkatkan, PDUI berharap masyarakat akan dapat memperoleh "Pelayanan Bermutu dan Terjangkau," ujar Dr. Dyah.

"Dokter umum bisa berperan dalam deteksi dini dan terapi awal," tegas Dyah. Kemudian Dyah memberi contoh, misalnya dalam kasus DBD (demam berdarah dengue). Kasus yang berulang setiap tahun dan selalu memakan korban jiwa ini, mestinya bisa ditanggulangi dengan baik bila dokter umum lebih dilibatkan untuk mengedukasi masyarakat agar hidup bersih dan peduli terhadap lingkungan.

Misalnya lagi, pendeteksian kanker leher rahim (kanker serviks) sebenarnya juga merupakan kompetensi dokter umum, seperti terdapat dalam standar kompetensi menurut Konsil Kedokteran Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah deteksi menggunakan IVA. Dokter umum juga bisa melakukan imunisasi bagi anak maupun orang dewasa, dan bila ibu mau melahirkan, dokter umum bisa menanganinya juga.

"Jika bisa dideteksi dini, masalah kesehatan dalam masyarakat akan jauh berkurang," ujar Dyah. Masalahnya, kata Dyah, dokter umum kurang didukung peralatan yang memadai di tempat mereka bekerja atau berpraktek. Pemahaman bahwa dokter umum hanya bekerja dengan stetoscope dan tensi meter, tampaknya memang sudah harus diubah. Untuk melakukan diagnose yang baik dan akurat, dokter umum sebaiknya memiliki peralatan yang memadai.

Masyarakat saat ini menuntut adanya pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih baik lagi. Ilmu Kedokteran telah berkembang dengan sangat pesat. Sebagai petugas kesehatan digarda terdepan, dokter umum dituntut untuk terus mengikuti perkembangan ilmu kedokteran. Fungsi Utama PDUI adalah menjaga dan memelihara kompetensi anggota. Sehingga adanya PDUI akan membuat dokter umum lebih percaya diri, professional dalam bertugas dan membantu masyarakat luas yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

iGPexco 2010 dan Mukernas PDUI
IGPexco 2010 ini merupakan pertemuan ilmiah tahunan dokter umum Indonesia. iGPexco 2010 merupakan sarana pengembangan profesi, dikemas khusus untuk dokter umum untuk pengembangan profesinya secara berkesinambungan.

Acara tersebut digelar pada 12-14 Maret 2010 dan dibuka secara resmi oleh Menteri Kesehatan RI, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih dan yang dihadiri 2000 dokter umum.

iGPexco 2010 berorientasi jauh ke depan, melalui materi yang aktual dan layak dilakukan dokter umum. Panduan-panduan profesi yang sudah teruji secara ilmiah, disampaikan oleh pakar di bidangnya, dan dikemas sesuai dengan kompetensinya. Melalui iGPexco 2010, dokter umum diharapkan dapat memiliki kompetensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Pada dokter juga diharapkan dapat lebih percaya diri dalam mengobati, sesuai standar kompetensi dokter umum. Pada kegiatan ditahun mendatang, diprogramkan untuk memberikan apresiasi bagi penelitian dan karya ilmiah dokter umum di lapangan.

Sumber: Idionline.org

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP