Bahaya Suntik Vitamin C

>> Kamis, 11 Maret 2010

Perlu diketahui, untuk kencantikan saat ini dapat dikatakan telah diselewengkan dengan cara-cara yang sangat tidak etis. Banyak perempuan terjerat bumbu marketing vitamin C sehingga akhirnya menjadi “pecandu” suntikan dan pengedaranya, tanpa memahami sungguh-sungguh bagaimana vitamin C berfungsi dalam tubuh manusia dan bagaimana mempertahankan kondisi tubuh yang telah tersuplementasi tanpa perlu menjadi “pecandu” suntikan. Vtamin C adalah salah satu antioksidan yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh manusia, lain halnya dengan hewan mamalia (seperti diteliti oleh Grollman dan lehninger, 1957) dan juga ditemukan reptile serta hewan amfibi yang mensintesis vitamin C pada ginjal mereka (Chantterjee et al, 1975).


Vitamin C penting untuk metabolisma lemak, fungsi kekebalan dan penyembuhan, fungsi endokrin, menetralisir racun dan alergi, sekaligus sebagai anyioksidan, penting sebagai fungsi penghantar rangsang saraf termasuk dopamine, serotonin, asetilkolin dan merupakan terapi terbaik bagi hamper semua penyakit virus termasuk polio, hepatitis, dan herpes. Yang sering digunakan sebagai “pendongkrak kecantikan kulit” adalah karena dia meningkatkan produksi kolagen. Kolagen adalah zat lentur (kenyal), yang terdapat dalam dinding pembuluh darah juga, selain kulit. Kolagenlah yang membuat kulit tampak kenyal, tidak keriput, cerah, dan tentunya bebas jerawat. Namun kolegan terbentuk bukan karena semata-mata vitamin C, tapi pola makan sehat, seimbang yang mempertahankannya..!! Untuk apa menyiksa diri untuk suntikan vitamin C (yang mengundang bahaya bila dilakukan oleh orang yang tidak ahlinya / professional di bidang kesehatan, karena bahaya jarum suntik yang tidak sekali pakai merupakan rantai penularan HIV/AIDS, hepatitis dan lain-lain.

Gelembung udara dalam alat injeksi menyebabkan emboli pembuluh darah yang dapat menyebabkan kematian mendadak karena penyumbatan pembuluh darah akibat gelembung tersebut. Perlu diingat, vitamin C disuntikan secara intravena / langsung masuk pembuluh darah dan bila rembes ke jaringan sekitarnya akan menimbulkan sakit luar biasa. Pola makan yang kacau dan sarat karbuhidrat buruk (gula, terigu, beras,dan pati) membuat kolegan rusak kembali. Molekul gula pada protein membentuk persenyawaan yang disebut Advanced-Glycation-End products (AGE). AGE mengendap di jaringan-jaringan tubuh manusia, mendorong timbulnya penyakit degeneratif, pembentukan kerut dan uban (Lee and Cerami. Annal of the New York Academy of Science. The Role of Glycation in Aging #663, pp6370, also D.G Dyer et al. Journal of Clinical Investigation, Accumulation of Maillard Reaction Products in Skin Collagen in Diabetes and Aging, vol. 91, #6 june 1993.p,421-422).

Yang tidak boleh dilupakan adalah dosis pemakaiannya. Kadar vitamin C dalam jaringan lebih rendah ketimang yang beredar dalam darah. Karenanya opti-dosing (pemberian dalam dosis optimum) sangat diperlukan. Suplementasi yang dianjurkan di atas 500 mg per hari (Opti-dose : 6000-12000 mg per hari. Dibawah 500 mg terjadi efek terbalik antioksidan (Bisa di baca dari : Levy, T. Vitamin C Infection Diseases, & Toxin. USA: Xlibris Corp. 2002). Tidak ada kasus toksisitas kelebihan vitamin C. diare adalah salah satu indicator kelebihan. Pendapat tentang terbentuknya batu ginjal jenis oksalat terbukti bukan disebabkan oleh pemberian vitamin C. justru dalam penelitian Chthcart ditemukan penderita yang pernah mempunyai batu ginjal oksalat cenderung mengalaminnya lagi. Sekalipun sayur dan buah-buahan disebut sebagai sumber vitamin C, namun proses pencernaan cenderung banyak membuat ampas sisa terbuang ketimbang menyerapnya utuh-utuh masuk kedalam pembuluh darah ketika diserap oleh usus halus. Alangkah baiknya suplemen vitamin C (dalam bentuk ester atau buffered) sekitar 1000-3000 mg / hari pada kondisi sehat bagi orang yang mengikuti pola makan sehat seimbang. Jumlah tersebut dapat ditingkatkan dalam kondisi tertentu yang membutuhkan suplementasi yang lebih tinggi. Selam pola makan masih kacau, lupakan suplementasi. Buang uang, buang waktu, bahkan memberi nama buruk bagi suplementasi.

Jangan pernah memerlukan vitamin C atau suplementasi sebagai obat. Kita akhirnya akan jatuh dalam paradigma yang sama seperti berobat. Suplemen hanya bekerja baik dalam tubuh yang dirawat dengan baik, mendapat asupan gizi yang sesuai untuk membuat semua sinkronisasi hidup menjadi harmonis…!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP