Bahaya Memangku Laptop
>> Kamis, 14 Oktober 2010
Apakah Anda memiliki kebiasaan mengoperasikan laptop dengan cara memangkunya? Sebaiknya hindari kebiasaan ini. Sebuah jurnal kesehatan yang diterbitkan awal pekan ini di Inggris mengungkap, kebiasaan ini dapat mengakibatkan kerusakan kulit permanen.
Dunia medis menyebutnya dengan toasted skin syndrome. Penyakit yang disebabkan paparan panas jangka panjang ini biasanya ditandai dengan munculnya bintik-bintik di jaringan pigmen kulit terluar. Dalam kasus tertentu bahkan bisa memicu kanker kulit.
Penelitian dilakukan setelah seorang anak berusia 12 tahun menderita penyakit kulit di paha kirinya. Area kulit di paha kirinya mengalami perubahan warna disertai bintik-bintik berpola. Setelah diusut, anak ini ternyata memiliki kebiasaan memangku laptop saat bermain game online selama beberapa jam setiap hari. Kebiasaan itu sudah terjadi selama berbulan-bulan.Dunia medis menyebutnya dengan toasted skin syndrome. Penyakit yang disebabkan paparan panas jangka panjang ini biasanya ditandai dengan munculnya bintik-bintik di jaringan pigmen kulit terluar. Dalam kasus tertentu bahkan bisa memicu kanker kulit.
"Dia memang merasakan panas di sisi kiri setiap kali bermain game dengan memangku laptopnya. Tapi, asyiknya permainan membuatnya tak pernah hirau atau mengubah kebiasaan itu," kata para peneliti asal Swiss dalam Jurnal Pediatrics itu, seperti dikutip dari laman Telegraph.
Kasus lain menimpa seorang mahasiswa jurusan hukum di Virginia. Wanita muda ini harus berurusan dengan medis setelah mendapati belang-belang di kulit pahanya makin meluas. Awalnya, ia tak sadar bahwa kerusakan kulit itu akibat kebiasaan memangku laptop.
Dr Kimberley Salkey, yang menangani kasus mahasiswa itu, memastikan bahwa gangguan pigmen kulit itu terjadi akibat kebiasaan memangku laptop menyala selama enam jam per hari. Dalam pemeriksaan lanjutan, jaringan kulit di paha wanita itu tak bisa menolerir hantaran panas alas laptop yang mencapai 52 derajat celcius.
Selain laptop, sindroma ini juga bisa dipicu sejumlah perangkat elektronik atau bantalan pemanas. Banyak orang cuek karena umumnya hantaran panas itu masih bisa ditahan di kulit dan tidak menyakitkan.
Drs Andreas Arnold dan Peter Itin dari University Hospital Basel, yang melakukan penelitian itu mengatakan, toasted skin syndrome umumnya memang tidak berbahaya. Namun, jangan diremehkan karena kerusakan pigmen yang terjadi bisa mengarah ke kanker kulit.
"Jadi, tetap penting menggunakan peredam panas atau alas pengamanan lainnya saat memangku laptop dalam waktu yang lama."
Cepat Tua di Depan Laptop
Bekerja di depan komputer atau laptop selama berjam-jam terkadang sulit dihindari. Paparan komputer dengan frekuensi tinggi bukan hanya memicu gangguan mata atau tulang, tetapi juga penuaan dini.
Gejala penuaan dini akibat paparan komputer itu dikenal dengan istilah 'computer face'. Ciri-cirinya: dagu berlipat, kulit leher mengendur serta muncul kerutan di sekitar dahi dan mata.
Dr Michael Preydzher, dokter spesialis kulit asal Inggris, memberi peringatan kepada setiap orang yang harus bekerja di depan komputer selama berjam-jam. Ia sudah menemukan tanda-tanda penuaan dini pada sejumlah pasiennya yang terlalu lama menghabiskan waktu di depan komputer.
“Jika Anda termasuk salah satu orang yang sering berkonsentrasi keras di depan layar komputer dan sering memicingkan mata, kerutan dini dijamin pasti akan muncul," kata Preydzher seperti dikutip dari Genius Beauty.
Untuk mengidentifikasi hal ini, Preydzher meminta setiap wanita untuk menempatkan cermin ukuran kecil di samping komputer mereka. Ini untuk mengamati perubahan pada wajah mereka setiap harinya
“Ketika klien saya meletakkan cermin di samping komputernya, mereka merasa 'seram' melihat wajahnya yang terlihat marah, lusuh dan stres selama bekerja," Preydzher menambahkan.
Untuk menghindari penuaan dini itu, Preydzher mengingatkan pentingnya istirahat di sela-sela kesibukan dengan komputer. Olahraga yang dikhususkan melatih otot wajah dan leher juga harus dilakukan secara teratur.
source: vivanews.com
blog editor: dr. wahyu triasmara
0 komentar:
Posting Komentar