Waham Kebesaran, Vicky Tidak Cocok di Bui
>> Jumat, 13 September 2013
Kurang afdol rasanya kalau belum ikut mengomentari berita yang sedang cukup menghebohkan kaitannya dengan Virus Vickynisasi seorang pemuda yang tiba-tiba menjadi mendadak terkenal akibat kasus penipuan yang dilakukanya pada Zaskia Gotik penyanyi dangdut yang sedang naik daun.
Bermula dari acara pertunangan besar-besaranyang mereka berdua adakan, hingga terungkapnya berbagai kasus penipuan yang dilakukanVicky mulai dari kenyataan bahwa vicky ternyata masih berstatus suami orang, kasus pemalsuan data diri pada pencalonan kepala desa karang asih dan sederet kasus penipuan lainnya yang menyeret beberapa artis ibu kota.
Belakangan vicky cukup menyedot perhatian khalayak luas setelah gaya bahasanya menjadi bahan olok-olokkan dimedia sosial. Sebut saja istilah yang sedang cukup populer seperti konspirasi hati, statutisasi kemakmuran, labil ekonomi, kudeta hati, dan gaya bahasa sok keinggris-inggrisan yang sama sekali tidak nyambung dan tak memiliki makna namun seolah terdengar meyakinkan jika tidak kita cermat dan pahami benar-benar kata demi kata yang keluar dari mulutnya. Diketahui pad Zaskia, mantan tunangannya Vicky mengaku merupakan lulusan S3 di Amerika, dia juga mengaku seorang pengusaha sukses, dan anak seorang pejabat.
Kembali pada topik pembahasan tulisan mengenai waham kebesaran yang kami curigai melanda Vicky. Pengertian dari waham itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, Keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah (Maramis & Ramdi). Sementara itu waham kebesaran juga dapat diartikan adanya peningkatan kemampuan, kekuatan, pengetahuan, identitas, atau hubungan khusus dengan dewa atau orang terkenal. Contohnya: Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai sekali atau merupakan orang kaya.
Dalam dunia medis waham itu sendiri merupakan salah satu gangguan mental dan dapat merujuk pada gejala sekundea kasus gangguan jiwa yang lebih berat yaitu schzoprenia. Walaupun tentunya untuk memastikan penyakit tersebut perlu juga didukung dengan temuan-temuan lain mengenai tanda dan gejala yang lebih spesifik. Sementara Skizofrenia itu sendiri mengandung arti suatu gangguan psikotik yang kronik, sehingga penderita yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk (Kaplan & Sadock). Gangguan Schzoprenia dan waham sangat erat kaitannya pada kasus gangguan mental yang menyerang penderitanya.
Jika dilihat dari tanda dan gejala waham kebesaran, tampaknya Vicky cukup memenuhi syarat didalamnya. Mulai dari gaya bicara yang seolah merasa orang berstatus social tinggi (kaya) dan pandai sekali (lulusan S3) namun kenyataan berbicara sebaliknya, apa yang disampaikannya tidak mencerminkan seorang intelektul sama sekali. Vicky mengaku anak pejabat dan berprofesi sebagai pemimpin (direktur ) pada perusahan-perusahaanya. Namun kenyataannya Vicky hanya seorang penipu ulung yang berhasil mengelabui selebritis papan atas Indonesia, bahkan untuk pekerjaan Vickypun hingga saat ini tidak banyak yang mengetahuinya.
Waham kebesaran Vicky semakin menjadi ketika kasus ini sudah mencuat dan menjadi perbincangan bahkan olok-olokan di media massa, namun Vicky tanpa rasa malu, tetap percaya diri dan tanpa rasa bersalah berusaha meyakinkan public dengan mempertontonkan kemampuan dan intelegensianya pada khalayak ramai dengan gaya bahasa konyolnya saat memberikan konfirmasi pada wartawan seputar penangkapannya. Vicky dengan gaya bahasa yang seolah-olah intelek namun sekali lagi dia melakukan lelucon yang sama didepan media. Berikut ini penggalan cuplikan wawancara vikcy untuk klarifikasi seputar kasus yang kini menimpanya.
Vicky: “This is my ungkapan dengan sepenuh keteguhan jiwa dan keabsahan kejujuran rasa, meminta dengan hormat pihak manapun yang seteganya mendeskreditkan kebagusan reputasi diriku melalui alam maya. Aku sangat tidak mengharapkan konspirasi berita sehingga nama baik ku disengajakan menjadi buruk citra. Kosakatasime dan bahasaisasi komunikasi jangan dipermasalahkan lah.”
Vicky: “Sungguh memalukan keintelektualitasan seorang aku menjadi ajang hiburan semata serta pemupusan harapan dan materi of futures. But somehow my precious company was CV Angkasa Mua at Karang Asih was become evidence of my glory. I am can talking francis, jermany, and other asian things. Please share this is my good will statement and verification for all them guys to know. Supaya seluruh masyarakat Indonesia tahu lah, pembenaran sikap ku.”
Betapa terlihat jelas kepercayaan diri Vicky atas kepemilikan Intelektualitas tinggi, namun sebenarnya berada pada level rendah. Hal ini yang menimbulkan seseorang mengalami Waham kebesaran (delusion of grandiosty). Penderita mempunyai kepercayaan bahwa dirinya merupakan orang penting dan berpengaruh, mungkin mempunyai kelebihan kekuatan yang terpendam, atau benar-benar merupakan figur orang kuat namun itu semua terjadi hanya dalam isi pikiran saja bukan kenyataan. Terlihat Vicky juga berusaha untuk untuk meningkatkan identitas diri dan merasa yakin dirinya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Itulah sebabnya saya kira Vicky tidak semestinya untuk dipenjara namun lebih cocok untuk menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Kesehatan Mental.
Penulis: dr. Wahyu Triasmara
Twitter: @konsuldokter
Silahkan cantumkan sumbernya jika anda ingin mengambil artikel ini.
2 komentar:
kunjungan blog pak dokter
silahkan mampir blog saya juga kalau sempat
www.semuaccara.blogspot.com
trims
thank you for your article health tips in this exciting
Posting Komentar