Kenapa anak Laki-laki Harus Khitan / Sunat ???

>> Sabtu, 19 Mei 2012

Pagi-pagi buta ada tetangga minta tolong untuk disunat jadi kepikiran buat menulis artikel tentang Sunat ni sob:). Prosesi khitanan / sunat atau didalam istilah medis disebut dengan sirkumsisi bagi laki-laki muslim bukan saja merupakan suatu budaya tapi juga perintah agama yang wajib dilaksanakan, sedangkan untuk perempuan sifatnya anjuran dan lebih utama untuk mengerjakannya. 

Sebenarnya bagaimana prosesi khitan itu dilakukan ???  Juru sunat biasanya akan mengiris kulit pd bagian punggung penis (dorsumsisi) yang bertujuan untuk mengeluarkan ujung bagian dalam penis. Selanjutnya dilanjutkan dengan memotong kulit kulup yang mengelilingi penis (sirkumsisi). Dengan begitu, penis akan terbuka. Setelah itu baru dilakukan penjahitan luka irisan tersebut agar penyembuhannya berlangsung cepat dan tidak timbul komplikasi serta perdarahan.

Cara diatas merupakan metode sunat konvensional, saat ini telah banyak berkembang berbagai metode canggih seputar prosesi sunat seperti dengan metode cincin (ring), metode mangkuk, lonceng, laser,  atau yang saya baru lakukan tadi pagi adalah teknik Electrocauterisasi dengan menggunakan alat cauter yaitu semacam kawat panas yang digunakan untuk memotong  kulit penutup kepala penis (frenulum) cara ini sangat simple, minim bahkan hampir tidak ada perdarahan sama sekali dan proses penyembuhan juga lebih cepat.

Menurut berbagai penelitian sunat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan diantaranya adalah sebagai berikut: 
1. Mencegah infeksi dan mengurangi resiko tertular dan menyebarkan infeksi penyakit menular seperti HIV-AIDS.
2. Alat kelamin pria dilewati saluran urine/kencing dimana terdapat kuman atau kotoran yang terbawa saat buang air kecil yang terkumpul/menumpuk dibawah kulit pada kepala penis yang bisa menyebabkan kuman tinggal dan berkembang disana.
3. Menurut penelitian pada orang yang tidak disunat lebih besar resikonya timbuk infeksi yang berakibat pada terjangkitnya berbagai penyakit diantaranya yang paling menghawatirkan adalah Kanker Penis.
4. Selain  mengurangi risiko tertular HIV melalui hubungan seks, pria yang disunat juga jauh dari risiko terkena virus human pappiloma virus (HPV), Virus ini juga merupakan penyebab penyakit Kanker Serviks (leher rahim) pada wanita.

Persiapan yang sebaiknya dilakukan sebelum sunat pada anak:

1. Secara psikologis sunat sebaiknya dilakukan pada saat anak sudah benar-benar memiliki keberanian untuk menghidari terjadinya trauma psikis.
2. Berikan pengertian tentang alasan dan manfaat dilakukannya sunat pada anak.
3. Berkonsultasi dahulu pada dokter untuk memastikan ada tidaknya kontraindikasi seperti kelainan darah hemofilia yang dapat menyebabkan perdarahan.
4. Datang lebih awal pada tempat khitan untuk membuat perasaan anak nyaman dan tidak terkesan terburu-buru yang akan membuat anak menjadi tegang.
5. Sebelum khitan buang air kecil dan buang besar terlebih dahulu agar tidak mengganggu proses pelaksanaan khitan.
6. Bagi orang tua yang mengkhitankan anaknya sangat dianjurkan untuk menemani selama proses khitan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan moril anak.
7. Banyak berdoa agar pelaksaan khitan dapat berjalan dengan lancar. 

Proses pelaksanaan khitan biasanya hanya membutuhkan waktu yang singkat, apa lagi saat ini alat yang digunakan sudah canggih dan praktis. barangkali seorang dokter / ahli juru khitan bisa menyelesaikan 1 operasi khitan dalam waktu 30-60 menit. namun  tidak cukup sampai disitu kita juga harus memperhatikan kondisi anak setelah / paska khitan. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Dokter atau juru khitan dan keluarganya adalah sebagai berikut

1. Ada tidaknya perdarahan setelah khitan. Bila perdarahan masih terus berlangsung, pastikan bahwa hanya proses alamiah dari pembekuan (pembentukan trombin-net) darah.
2. Jika ada rasa nyeri berlebihan dan tidak membaik setelah diberikan obat anti nyeri
 maka segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan ada tidaknya  pembuluh darah yang belum terligasi dengan sempurna, sehingga terjadi perdarahan di dalam dan menimbulkan nyeri
3. Pastikan edukasi pada keluarga pasien bahwa tidak ada pantangan makanan bagi anak, sarankan berikan makanan yang berqizi untuk pasien bukan malah menghindari makanan yang berguna untuk penyembuhan seperti telur, ikan, daging, dll.
4. Jaga luka agar tetap kering/tidak terkena air paling tidak selama 4-5 hari untuk mempercepat proses penyempuhan dan pengeringan luka.
5. Istirahtkan anak, pakai celana yang longgar untuk mencegah gesekan pada luka khitan yang dapat menimbulkan sensasi nyeri berlebihan. 
6. Lakukan kontrol rutin pada dokter yang mengkhitan pada hari ketiga, hari kelima dan ketujuh. Setelah itu jika luka sudah betul-betul kering maka perban bisa dilepaskan secara total.

Itulah tadi sedikit penjelasan tentang perlunya seorang laki-laki menjalankan prosesi khitan karena selain anjuran agama, hal ini juga memberikan banyak manfaat bagi kesehatan kita.

Penulis: dr. Wahyu Triasmara
Mohon cantumkan link berikut ini jika anda ingin memuat tulisan dr. Wahyu Triasmara kedalam blog anda. Terima kasih...

3 komentar:

Anonim 26 Juli 2012 pukul 09.48  

ini pengalaman sunat saya,waktu smp kelas 3 karena saking pinginnya disunat,saya memberanikan diri memotong kulup saya memakai silet, tapi baru separo dipotong terasa sakit sekali, akhirnya saya batal disunat, dan kulup tersebut nyambung lagi, Sma kelas 1 saya memberanikan diri datang ke puskesmas disunat, dokternya perempuan, kontol saya berdiri terus, sunat akhirnya tidak sempurna, setelah sembuh masih ada kulupnya, kemudian waktu kuliah saya pergi ke rumah sakit, disunat lagi, namun kulup kepotong sedikit sekali, begitu terus sampai 15 x baru kontol saya sempurna disunatnya

Berbagai Info 22 Desember 2012 pukul 07.21  

Thanks dok?

Anonim 25 Juni 2013 pukul 07.25  

Kebanyakan omong kosong nih! Sunat hanya dianjurkan dalam Agama Islam, bukan diwajibkan! Hanyalah sunat itu lebih baik. Jika ga percaya..ayo coba menyebut ayat atau surat yg mana yg mengkatakan "wajib" untuk sunat (khitan) dalam Al Quran. Kedua, kebersihan belum sunat maupun sesudah sunat harus dicegah terus! Yg sunat pun jika tidak cebok setelah pipis sama saja hukumnya, sholatnya tidak sah! Ketiga, berbahaya dan sesat jika mengatakan sunat "untuk mengcegah dari ketularan HIV-AIDs" Apakah Dok berani di bawa ke meja hijau untuk bertanggungjawab atas semua orang yg terinfeksi HIV-AIDs yg sudah sunat? Seorang Doktor semestinya "educated" bukan nyasar seperti komentar2 di posting ini! Memalukan

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP