Enam Efek Samping Obat Tidur

>> Sabtu, 05 Juni 2010

OBAT tidur yang diresepkan cenderung aman dan efektif membantu Anda mendapatkan tidur yang nyenyak. Hal ini berarti obat tidur tidak selalu berbahaya jika digunakan dengan benar. Pada faktanya, para dokter menyatakan kalau pil yang diresepkan masih lebih aman dibandingkan obat yang dijual bebas di apotek (over-the-counter meds). Meskipun begitu, pil tidur yang diresepkan tetap bisa menimbulkan efek samping, khususnya jika menggunakan tipe dan dosis yang tidak tepat untuk Anda. Berikut beberapa efek samping yang umum dialami saat menggunakan obat tidur serta cara menghindarinya.


Gejala mabuk. Menggunakan obat tidur bisa membuat Anda merasa kelelahan, kepala pusing, sakit kepala atau mual, serta susah bangun di pagi hari. Akan tetapi, terang Ralph Downey III, PhD, direktur Loma Linda University Sleep Disorders Center di Loma Linda, California, efek samping ini bisa dihindari. Menurut Downey, Anda tidak akan mengalami gejala-gejala mabuk ini jika dokter telah meresepkan dosis yang tepat, dan Anda menggunakan obat sesuai dengan instruksi dari dokter.

Bahaya heartburn (nyeri ulu hati). Sebuah studi yang dilakukan tahun ini menunjukkan kalau mereka yang menggunakan obat tidur (Ambien) lebih berisiko terbangun akibat serangan nyeri ulu hati akibat naiknya asam lambung ke arah kerongkongan. Aliran asam yang berlawanan arah ini bisa merusak kerongkongan. Kerusakan yang sama pada sel-sel yang melapisi tenggorokan akan meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

Ketergantungan. Pasien seringkali cemas menggunakan obat tidur karena takut ketergantungan. Tapi, studi-studi menunjukkan kalau ketergantungan terhadap obat tidur semakin menurun seiring dengan ditemukannya jenis obat tidur yang baru. Peneliti  menemukan kalau Rozerem, obat yang relatif masih baru, mempunyai efek yang paling sedikit dari semuanya, dan kelihatannya tidak mengundang ketergantungan. Akan tetapi, ketergantungan masih mungkin terjadi jika menggunakan jenis obat lainnya,  khususnya benzodiazepines.

Menggunakan obat tidur dalam jangka panjang bisa menyelubungi penyebab insomnia yang sebenarnya, seperti kebiasaan tidur yang buruk atau terlalu banyak stres. Jadi, daripada membiarkan diri bergantung pada pil tidur, ada baiknya menyelesaikan akar masalah penyebab insomnia Anda.

Insomnia berantai. Salah satu hal terpenting untuk diketahui mengenai obat tidur adalah bagaimana dan kapan harus berhenti menggunakannya. Menghentikan penggunaan dengan tiba-tiba bisa menyebabkan insomnia berantai, artinya Anda mengalami gejala gangguan tidur yang sama bahkan lebih buruk tanpa penggunaan obat. Para pakar biasanya meresepkan dosis yang lebih rendah atau memberikan obat yang berbeda, hingga pasien siap untuk tidur tapa bantuan obat.

Rasa zat kimia di mulut. Pembuat Lunesta (eszopiclone) mengingatkan pasien mengenai efek samping yang umum berupa rasa pahit dan rasa seperti zat kimia di mulut.

Efek samping seksual. Menurut Downey, obat tidur Rozerem berinteraksi dengan hormon-hormon."Rozerem merupakan saingan melatonin, jadi obat ini meningkatkan kadar melatonin sekitar 16 kali dari normal di otak."Peningkatan melatonin ini akan membuat Anda tidur, tapi juga bisa mengganggu kadar testosteron. Hal ini bisa mengubah dorongan seksual serta siklus menstruasi Anda. 


Source:mediaindonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP